Diposkan pada Books

Tuhan,Maaf Kami Sedang Sibuk

Tuhan, harap maklumi kami, manusia-manusia yang begitu banyak kegiatan.
Kami benar-benar sibuk, sehingga kami amat kesulitan menyempatkan waktu untuk-Mu.


Tuhan, kami sangat sibuk.
Jangankan berjamaah, bahkan munfarid pun kami tunda-tunda.
Jangankan rawatib, zikir, berdoa, tahajud, bahkan kewajiban-Mu yang lima waktu saja sudah sangat memberatkan kami.
Jangankan puasa Senin-Kamis, jangankan ayyaamul baith, jangankan puasa nabi Daud, bahkan puasa Ramadhan saja kami sering mengeluh.

Tuhan, maafkan kami, kebutuhan kami di dunia ini masih sangatlah banyak, sehingga kami sangat kesulitan menyisihkan sebagian harta untuk bekal kami di alam abadi-Mu.
Jangankah sedekah, jangankan jariyah, bahkan mengeluarkan zakat yang wajib saja seringkali terlupa.

Tuhan, urusan-urusan dunia kami masih amatlah banyak.
Jadwal kami masih amatlah padat.
Kami amat kesulitan menyempatkan waktu untuk mencari bekal menghadap-Mu.

Kami masih belum bisa meluangkan waktu untuk khusyuk dalam rukuk, menyungkur sujud, menangis, mengiba, berdoa, dan mendekatkan jiwa sedekat mungkin dengan-Mu.

Tuhan, tolong, jangan dulu Engkau menyuruh Izrail untuk mengambil nyawa kami. Karena kami masih terlalu sibuk.

Berapa jam dalam sehari, sempatkan waktu mu untuk beribadah dan berkomunikasi dengan allah ? berapa penghasilan yang kamu sisihkan dalam sebulan untuk bersedekah ? Dua dari pertanyaan pertanyaan itu sudah menunjukkan karakter kita yang lebih banyak menghabiskan waktu untuk urusan dunia dibandingkan akhirat. Bahkan untuk beribadah dan berkomunikasi dengan Allah saja kita harus menyempatkannya.

Dalam Buku Tuhan, Maaf Kami Sedang Sibuk ini  pembaca akan disuguhi beragam kisah menarik yang sarat dengan makna dan pembelajaran, khususnya bagi orang-orang yang selama ini menganggap dirinya “terlalu sibuk” hanya sekadar untuk meluangkan waktu menghadap kepada-Nya.

Tinggalkan komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.